Deja reve sebagai dunia mimpi yang misterius, menarik, dan terpendam.
Mimpi ini bisa menjadi dorongan untuk menjalani kehidupan di dunia nyata.
Itu terutama jika mimpi terkait perasaan senang, kreatif, pemaknaan, dan wawasan.
Deja reve dalam Bahasa Prancis berarti, sudah pernah bermimpi.
Penyebutan kata itu merujuk kondisi ingatan mimpi tertentu.
Deja reve sebagai mimpi yang pernah dialami, kemudian dilupakan terpendam jauh dalam diri.
Ingatan tentang mimpi itu bangkit ketika dipicu sesuatu di dunia nyata.
Merujuk publikasi dalam National Center for Biotechnology Information, fenomena deja reve mungkin dipicu electrical brain stimulation (EBS) atau stimulasi listrik otak listrik.
Penelitian yang memantau pasien epilepsi ini menemukan, deja reve terjadi ketika prosedur EBS menginduksi lobus temporal medial di bagian otak kanan yang berkaitan dengan saraf hipokampus, korteks perirhinal, korteks entorhinal dan korteks rhinal.
Namun, penelitian ini tidak menemukan persentase pasti sejauh mana EBS memicu deja reve.
Pasien epilepsi yang menerima EBS juga mengalami dejavu sekaligus deja reve, kenang-kenangan tertentu, ingatan semantik, dan koneksi pribadi.
Walaupun pengalaman deja reve tergolong misterius, beberapa penelitian ilmuwan mengaitkan dengan dua lintasan berbeda di hipokampus, bagian otak tempat memproses informasi dari luar, kemudian disimpan sebagai memori, dilansir Bustle.
Tapi, peneliti belum bisa menemukan tentang jika seseorang merasakan sensasi aneh, gelisah, dan perasaan lain saat mengalami deja reve.
Merujuk Mind Body Green, deja reve episodik ingatan tentang mimpi tertentu.
Seseorang secara spontan mengingat waktu dan tanggal saat mengalami mimpi khusus yang mirip dengan kejadian nyata yang sedang dialami.
Deja reve keakraban terkait dengan hal nyata yang sebelumnya pernah dirasakan lewat mimpi yang kabur.
Fenomena ini memunculkan kembali ingatan mengenai karakter, adegan, dan tempat yang rasanya pernah dilihat dalam mimpi.
Tapi orang yang mengalami deja reve ini tak yakin kapan mereka memimpikan peristiwa itu.
Sedikit berbeda dari dua jenis deja reve sebelumnya.
Dreamy state deja reve menggambarkan pengalaman seseorang atau subjek merasa seperti sedang bermimpi.
Pengalaman ini kerap dikaitkan dengan sensasi lucid dream.
DELFI ANA HARAHAP Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.